peribahasa
·
Yang tak diarah dapat, yang diarah
tak kena = Keberuntungan manusia itu takdir, meski bagaimanapun orang memburu
rezeki, jika belum diberikan oleh Tuhan maka tak akan tercapai.
·
Yang tajam tumpul, yang bisa tawar =
Dengan perkataan yang lemah lembut dapat diselesaikan segala sengketa.
·
Yang seorang memeram batu, yang
seorang memeram pisang = Perbedaan pendirian; seorang boleh menanti seorang
lagi tidak
·
Yang sesukat takkan jadi segantang =
Tidak ada yang dapat mengubah takdir.
·
Yang sejengkal tidak dapat jadi
sedepa = Sesuatu yang tidak dapat diubah lagi.
·
Yang sehasta takkan jadi sedepa =
Sesuatu yang tidak dapat diubah lagi.
·
Yang secupak takkan jadi sesukat,
yang sejengkal takkan jadi sehasta = Sesuatu yang sudah pasti.
·
Yang secupak tak akan menjadi
segantang = Sesuatu yang sudah pasti; sesuatu yang sudah pasti dan tidak akan
diubah.
·
Ada aku dipandang hadap, tiada aku
dipandang belakang = Kasih sayang hanya waktu berhadapan saja, setelah
berjauhan lalu dilupakan.
·
Angus (hangus) tiada berapi, karam
tiada berair = Menderita kesusahan karena kematian atau kehilangan kekasih.
·
Badak makan anak = Bagaimana
sekalipun orang berkasih-kasihan, tetapi dengan mudah juga dapat diceraikan,
karena orang lebih mengutamakan harta-benda.
·
Bagai bertepuk sebelah tangan =
Cinta kasih yang tidak berbalas.
·
Bagai emak mandul baru beranak =
Girang yang amat sangat; kasih sayang yang terlalu amat.
·
Bagai menjaga permata intan ketika
dicanai = Kasih sayang yang tidak ada taranya.
·
Bagai ular dengan legundi = Sangat
terpikat kepada kekasih.
·
Bakar tak berapi = Cinta tidak
dengan sebenarnya; cinta dengan diam-diam.
·
Balam dua sesangkar = Seorang
perempuan dicintai oleh dua orang lelaki.
·
Di belakang ia menendang kita, bila
di depan ia mengeting kita, jika di tengah ia berpusing ligat pula = Menghadapi
seseorang yang kita kasihi, yang menyebabkan kita menjadi serba-salah.
·
Gajah seekor gembala dua = Sesuatu
pekerjaan dikepalai oleh dua orang; dua orang lelaki mencintai seorang
perempuan.
·
Gelang tidak laga sebentuk, laga
keduanya = Cinta kasih mestilah datang daripada kedua-dua belah pihak.
·
Hidung dicium, pipi digigit = Kasih
sayang yang pura-pura saja; menyembunyikan perbuatan jahat dengan perbuatan
baik.
·
Air besar, batu bersibak = Saudara
dan sahabat berpecah-belah apabila timbul perselisihan besar.
·
Air dicencang tiada putus = Dua
orang yang bersaudara tidak dapat dipisahkan oleh perselisihan.
·
Air sama air menjadi satu, sampah ke
tepi juga = Jangan ikut campur dalam perselisihan orang bersaudara, apabila
mereka berbaik kembali, kita akan tersisih ke tepi.
·
Bagai empedu lekat di hati = Sangat
karib (tentang orang bersahabat atau orang berkasih-kasihan).
·
Berkuah sama menghirup, bersambal
sama mencolek = Persahabatan yang sangat karib.
·
Berpatah arang berkerat rotan =
Memutukan tali persahabatan (persaudaraan).
·
Bersaksi ke lutut = Minta
pertimbangan kepada orang yang bodoh; sahabat atau sanak saudara dijadikan
saksi.
·
Jika cerdik teman berunding, jika
bodoh disuruh diarah = Sahabat yang tulus ikhlas dan suka membantu.
·
Kundur tidak melata pergi, labu
tidak melata mari = Persetujuan atau persahabatan harus datang daripada
kedua-dua belah pihak.
·
Laba sama dibagi, rugi sama
diterjuni = Persahabatan yang sangat karib.
·
Sekain sebaju, selauk senasi =
Gambaran persahabatan atau ikatan percintaan yang seia sekata sehidup
sepenanggungan.
·
Selapit ketiduran sebantal sekalang
gulu = Persahabatan yang sangat akrab.
·
Seperti inai dengan kuku =
Persahabatan yang sangat erat dan tidak akan dapat dipisahkan.
·
Seperti sendok dengan periuk
sentuh-menyentuh = Adakalanya terjadi perselisihan dengan sahabat.
·
Terlentang sama makan abu, tengkurap
sama makan tanah = Kesetiaan dalam persahabatan atau percintaan sehingga ikhlas
dalam menjalani hidup, baik suka maupun duka.
·
Zikir-zikir saja jatuhkah rezeki
jatuh dari langit = Rezeki tidak datang dengan hanya berdoa.
·
Zaman Tuk Nadur berkajang kain =
Zaman yang telah lalu; sudah lama sekali.
·
Zaman beredar musim berganti = Musim
yang tidak dapat dipastikan lagi kapan waktunya akan berganti.
·
Zaman beralih, musim bertukar =
Segala sesuatu (peraturan, hukuman dan sebagainya) hendaklah disesuaikan dengan
keadaan zaman.
·
Yang untut lain, yang mengensot lain
= Yang salah lain, yang kena hukum lain.
·
Yang tua dimuliakan, yang kecil
dikasihi = Orang yang pandai menempatkan diri di segala tempat dan situasi.
·
Yang tinggi tampak jauh, yang dekat
jolong bersua = Dalam sesuatu usaha pemimpinlah yang bertanggungjawab dan
dialah pula yang akan dipuji atau dicela.
·
Yang terpelanting akan dipilih, yang
terserat tidak di kampungkan lagi = Hendaknya hidup itu dijalani dengan
sederhana dan tidak dengan berfoya-foya.
·
Yang terkalang-kalang di mata, yang
terasa-rasa di hati = Keinginan hendaknya dapat diwujudkan, agar tercapai semua
harapan dan hidup bahagia.
·
Yang terbujur lalu, yang terlintang
patah = Sesuatu yang tak dapat dihalang-halangi.
·
Yang teguh disokong, yang rebah (
rendah) ditindih = Orang yang sudah kuat (kaya, baik dan sebagainya) dibantu,
sedangkan orang yang lemah (miskin dan sebagainya) diperas.
·
Yang tegak disokong, yang lemah
ditopang = Orang kaya dimuliakan dihormati, sedangkan orang miskin dibantu dan
ditolong.
·
Hidup sandar-menyandar umpama aur
dengan tebing = Suami isteri yang berkasih-kasih; sahabat yang setia dan
bertolong-tolongan.
·
Hitam mata itu takkan boleh bercerai
dengan putihnya = Orang yang sedang berkasih-kasihan tak dapat dipisahkan satu
sama lain.
·
Ibarat bunga: sedap dipakai layu
dibuang = Perempuan yang dikasihi sementara muda, tetapi setelah tua lalu
diceraikan. (sedap = maksudnya: segar.)
·
Ibarat dawat (dakwat) dengan kertas:
bila boleh renggang terlepas = Suami isteri yang berkasih-kasihan.
·
Janda belum berlaki = Gadis yang
sudah ditinggalkan oleh lelaki yang menjadi kekasihnya.
·
Jauh dari mata jauhlah dari hati =
Hilang kasih sesudah berjauhan tempat.
·
Jikalau kasihkan padi, buanglah
rumput = Jika kasih akan anak isteri, berhentilah daripada mengasihi orang
lain.
·
Karam di laut boleh ditimba, karam
di hati bilakan sudah = Kesedihan karena kematian kekasih.
·
Karam Kampar oleh Kuantan = Mendapat
kerugian karena perbuatan orang kepercayaannya atau orang yang dikasihinya.
·
Karam sambal oleh belacan = Mendapat
kerugian karena perbuatan orang kepercayaannya atau orang yang dikasihinya.
·
karena cenderawasih, merak mas (emas)
dilepaskan = Sesudah mendapat kekasih baru, kekasih lama dilepaskan.
·
karena mata buta, karena hati mati =
Orang yang menurutkan hawa nafsunya, akhirnya akan binasa.
·
Kasih bapa sepanjang jalan, kasih
anak sepanjang penggalan = Cinta kasih anak kepada bapa tidak seimbang dengan
cinta kasih bapa kepada anak.
·
Kasih itu roh (= semangat) yang buta
= Kasih tidak memilih yang baik atau yang cantik saja.
·
Kasih saudara sama ada, kasih bapa menokok
harta, kasih ibu sama rata, kasih sahabat sama binasa = Kasih yang sama
beradalah kasih yang sempurna, sebab biar bagaimanapun kasih seseorang itu akan
kawannya namun karena harta akan bercerai juga akhirnya.
·
Kasih sepantun tulisan pinggan = Kasih
yang tak hilang-hilang.
·
Kasih tidak bersekutu dengan bijak =
Apabila hati telah kasih, maka hilanglah cacat-celanya.
·
Kasihan gajah berusung = Kasihan
yang tidak pada tempatnya.
·
Keli dua selubang = Seorang
perempuan yang mempunyai kekasih dua orang.
·
Kerja sebarang hubah, kasih sebarang
tempat = Kerja apa pun suka, kepada siapa pun kasih. (hubah = suka.)
·
Laksana jentayu menantikan hujan.
(jentayu = burung garuda yang besar) = Sangat rindu.
·
Sakit sama mengaduh, luka sama
menyiuk = Sikap yang saling setia, sehidup semati, senasib sepenanggungan, seia
sekata.
·
Salah lebur sama binasa = Selalu
seia sekata senasib dan sepenanggungan; sehidup-semati.
·
Satu nyawa dua badan = Suami setia
terhadap istrinya.
·
Sayang di anak dilecut, sayang
negeri ditinggalkan = Memberikan kasih sayang kepada seorang anak bukan berarti
memanjakannya.
·
Seidas bagai benang, sebentuk bagai
cincin = Dua orang yang sejodoh.
·
Sekain sebaju, selauk senasi =
Gambaran persahabatan atau ikatan percintaan yang seia sekata sehidup
sepenanggungan.
·
Seperti laba-laba cinta kepada
telurnya = Kasih sayang yang diberikan kepada anak kandungnya; perihal orang
yang saling mencintai.
·
Tak empang peluru di lalang = Kasih
sayang suatu saat bisa berubah menjadi benci.
·
Tepuk sebelah tangan tidak akan
berbunyi = Perasaan cinta atau sayang tidak mungkin datang dari satu pihak.
·
Terlentang sama makan abu, tengkurap
sama makan tanah = Kesetiaan dalam persahabatan atau percintaan sehingga ikhlas
dalam menjalani hidup, baik suka maupun duka.
·
Tidur bertilam air mata = Sangat
sedih karena merindukan kekasih.
Komentar
Posting Komentar